Sabtu, 17 Mei 2014

Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradaban Bangsa

Pendidikan adalah hal yang sangat dianggap penting di dunia, karena dunia butuh akan orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Tapi selain itu karakter pun sangat diutamakan karena orang-orang pada zaman ini tidak hanya melihat pada betapa tinggi pendidikan ataupun gelar yang telah ia raih, melainkan juga pada karakter dari pribadi dari setiap orang.
Proses pendidikan di sekolah masih banyak yang mementingkan aspek kognitifnya ketimbang psikomotoriknya, masih banyak guru-guru di setiap sekolah yang hanya asal mengajar saja agar terlihat formalitasnya, tanpa mengajarkan bagaimana etika-etika yang baik yang harus dilakukan.
Di dalam buku tentang Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences), Daniel Goleman menjelaskan  kepada kita bahwa kecerdasan emosional dan sosial dalam kehidupan diperlukan 80%, sementara kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja. Dalam hal inilah maka pendidikan karakter diperlukan untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan beradab, bukan kehidupan yang justru dipenuhi dengan perilaku biadab. Maka terpikirlah oleh para cerdik pandai tentang apa yang dikenal dengan pendidikan karakter (character education).

Melahirkan Pancasila ke Dalam Jiwa Bangsa



 
Pancasila bukan hanya berfungsi menjadi “kompas” bagaimana warga negara berprilaku. Namun juga bagaimana menyelenggarakan pemerintahan agar segenap rakyat Indonesia sejahtera.
Usai reformasi Pancasila menjadi pembicaraan yang langka. Ia terlupakan. Ketika moralitas bangsa mengalami penurunan, lalu, anak-anak muda kian menjadi “western” dan radikalisme Islam dalam wujud teroris beraksi di Indonesia, barulah semua orang tersadar Indonesia sedang di tubir jurang kehancuran.
Semua sibuk mencari “penyembuh”, Pancasila kembali digali keberadaannya, untuk menumbuhkan keasadaran kolektif bangsa mengenai falsafah dan pedoman hidup bangsa.

Guru Sejati dan Revolusioner

Oleh : Arif Luqman Nadhirin

Setiap orang pasti sepakat kalu seorang guru harus menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat. Bukahkah guru itu digugu lan ditiru. Namun, apakah guru cukup menjadi teladan? Menurut penulis tidak. Mengapa? Karena guru juga harus sejati dan revolusioner. Artinya, yang perlu disoroti di sini juga semangat guru dalam mengemban tugas mulianya.

Secara implist, bisa disimpulkan ada “guru sejati” dan “guru aspal”. Guru sejati adalah meraka yang menjalankan tugasnya dengan penuh semagat keikhlasan dan semangat revolusioner mendidik anak bangsa. Sedangkan guru aspal adalah mereka yang berorientasi pada “rupiah” belaka, mengajar tanpa mendidik, memenuhi presensi tanpa menjadi motivator sejati bagi siswa di sekolah.

Ciri-Ciri Sekolah yang Melaksanakan Pembelajaran Aktif


Pembelajaran Aktif merupakan sebuah konsep pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tuntutan pembelajaran mutakhir. Oleh karena itu, setiap sekolah seyogyanya dapat mengimplementasikan dan mengembangkan pembelajaran aktif ini dengan sebaik mungkin. Dengan merujuk pada gagasan dari Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas (2010), berikut ini disajikan sejumlah indikator atau ciri-ciri sekolah yang telah melaksanakan proses pembelajaran aktif ditinjau dari aspek: (a) ekspektasi sekolah, kreativitas, dan inovasi; (b) sumber daya manusia; (c) lingkungan, fasilitas, dan sumber belajar; dan (d) proses belajar-mengajar dan penilaian.

Guru Profesional

Guru Profesional

Sebagian orang berpendapat, bahwa mengajar adalah proses penyampaian atau mentransfer ilmu dari seorang pendidik kepada peserta didik. Tetapi tampaknya pendapat ini harus jauh-jauh ditinggalkan, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman. Kini mengajar harus kita maknai sebagai sebuah kegiatan yang komplek, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan ilmu. Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud di sini harus dilandasi dengan seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu pengetahuan/wawasan. Sedangkan penearapannya akan menjadi unik bila dipengaruhi oleh semua komponen belajar mengajar. Komponen yang dimaksud adalah tujuan yang hendak digapai, ilmu yang ingin disampaikan, seubjek didik, fasilitas dan lingkungan belajar, dan yang tidak kalah penting adalah keterampilan, kebiasaan dan wawasan guru tentang dunia pendidikan dan misinya sebagai pendidik.

Rabu, 07 Mei 2014

Boarding School


Boarding School atau Sekolah Berasrama

Boarding School atau Sekolah Berasrama diangkat sebagai topik dalam Blog Artikel dan Berita Pendidikan kali ini. Untuk waktu sekarang bahkan hingga nanti, mengangkat tema tersebut menjadi sesuatu yang penting.
Boarding School atau Sekolah Berasrama
Berdasarkan pengalaman penulis selaku guru, ada banyak siswa yang kesulitan mengatur waktu belajar, belajar kemandirian, tanggung jawab, dewasa. Boarding School atau Sekolah Berasrama adalah lembaga tepat untuk mendidik para siswa yang memiliki beberapa masalah sebagaimana disebutkan sebelumnya.

Di dalam
Boarding School atau Sekolah Berasrama para siswa akan dilatih hidup secara ketat (baca disiplin) mengikuti jadual kegiatan dan belajar, dilatih hidup mandiri, bertanggung jawab serta menjadi manusia yang memiliki kedewasaan.

Bagi anak-anak yang manja dan terbiasa dilayani saat berada di rumah, maka pada awal masuk di
Boarding School atau Sekolah Berasrama akan terasa berat dan tersiksa. Hal tersebut wajar, mengingat hal itu adalah pertama kalinya bagi anak. Lama kelamaan mereka akan terbiasa dan menjadi anak mandiri dan dewasa.

Tip Memilih Boarding School atau Sekolah Berasrama

Pada prinsipnya semua Boarding School atau Sekolah Berasrama adalah baik. Karena semuanya memiliki tujuan yang sama sebagaimana telah disebutkan pada paragraf sebelumnya.

Meski demikian, tidak ada jeleknya jika Anda membaca beberapa tips memilih 
Boarding School atau Sekolah Berasrama bagi putra putri Anda berikut ini :
  1. Gali informasi sedalam-dalamnya mengenai Boarding School atau Sekolah Berasrama.
  2. Carilah lembaga yang secara ideologi sesuai dengan ideologi Anda, baik ideologi Agama, faham atau aliran yang diyakini.
  3. Cari Boarding School atau Sekolah Berasrama yang biaya atau living cost-nya sesuai dengan kemampuan.
  4. Pelajari jadual, pola kegiatan dan pola pembinaan yang berlaku.
  5. Tengok dan lihat bakal asrama tempat menginap putra putri Anda.
Demikian beberapa tips memilih Boarding School atau Sekolah Berasrama bagi putra putri Anda. Jangan lupa bertanya kepada siapa saja, kepada rekan, saudara atau kepada orang lain yang anaknya sudah lebih dulu berada di Boarding School atau Sekolah Berasrama.

Boarding School atau Sekolah Berasrama
bisa menjadi pilihan bagi orang tua yang menginginkan putra putrinya mendapatkan pendidikan tentang kedisiplinan, kemandirian, tanggung jawab dan kedewasaan.

Terlebih bagi orang tua yang, karena kesibukan, tidak memiliki kesempatan mengawasi dan mendidik putra putrinya maka
Boarding School atau Sekolah Berasrama adalah pilihan tepat.

Demikian, pembaca setia
Blog Artikel dan Berita Pendidikan artikel mengenai Boarding School atau Sekolah Berasrama.